Perbedaan Audit Through Computer, Audit Around The Computer
Audit Around The Computer
Audit around the computer adalah pendekatan audit dimana auditor menguji keandalan sebuah informasi yang dihasilkan oleh komputer dengan terlebih dahulu mengkalkulasikan hasil dari sebuah transaksi yang dimasukkan dalam sistem. Kemudian, kalkulasi tersebut dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh sistem. Apabila ternyata valid dan akurat, diasumsikan bahwa pengendalian sistem telah efektif dan sistem telah beroperasi dengan baik. Dan biasanya audit ini hanya terpaku pada sisem yang klien gunakan, dan audit ini menyesuaikan pada SOP yang digunakan.
Misalkan ada suatu perusahaan yang sedang menjalani audit around the computer, maka orang audit akan memeriksa bagaimana kelengkapan dari system yang diterapkan oleh kliennya apakah sudah sesuai dengan SOP perusahaan atau penerapan sistematis yang ada, ataupun tidak, seperti :
1. Dokumen difilekan secara baik yang memungkinkan melokalisasi data untuk keperluan audit.
2. Penggunaan SOP.
3. Standarisasi pengkodean yang telah diterapkan, pembaharuannya.
4. Log dari transaksi kegiatan yang dikerjakan oleh klien selama masa aktif apakah telah sesuai dengan bagiannya atau tidak.
Kelemahannya:
1. Umumnya data base mencakup jumlah data yang banyak dan sulit untuk ditelusuri secara manual
2. Tidak membuat auditor memahami sistem computer lebih baik
3. Mengabaikan pengendalian sistem, sehingga rawan terhadap kesalahan dan kelemahan potensial dalam system.
4. Lebih berkenaan dengan hal yang lalu dari pada audit yang preventif
5. Kemampuan computer sebagai fasilitas penunjang audit mubazir
6. Tidak mencakup keseluruhan maksud dan tujuan audit
Audit Through The Computer
Audit through the computer adalah audit yang dilakukan untuk menguji sebuah sistem informasi dalam hal proses yang terotomasi, logika pemrograman, edit routines, dan pengendalian program. Pendekatan audit ini menganggap bahwa apabila program pemrosesan dalam sebuah sistem informasi telah dibangun dengan baik dan pengecekan pemrograman yang cukup maka adanya kesalahan tidak akan terjadi tanpa terdeteksi. Jika program berjalan seperti yang direncanakan, maka semestinya output yang dihasilkan juga dapat diandalkan.
Misalkan ada suatu vendor yang mengerjakan proyek suatu swalayan, dimana vendor tersebut menyediakan bahasa pemprograman pada setiap mesin kasir dan data input kode barang pada bagian gudang. Maka dijalankanlah audit trough the compter, dimana audit ini akan memeriksa bagaimana kinerja kehandalan dari hasil kerja vendor, apakah perlu diperbaharui ataupun tidak
sumber:
Sumber :